Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh dari dua belas putera-puteri Nabi Ya'qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dibandingkan dengan saudaranya yang lain, terutamanya setelah ditinggalkan ibu kandung Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun. Dalam surat Yusuf diinformasikan berbagai macam cobaan, derita yang dialami oleh Nabi Yusuf.
Pertama: kebencian saudaranya sendiri. Ini
adalah cobaan pertama dalam hidup nabi Yusuf. Ia dibenci oleh saudaranya
sendiri saat masih kanak-kanak. Kebencian
berawal dari rasa iri hati atau dengki para saudara Yusuf yang merasa
bahwa ayah mereka lebih menyayangi sang adik. Kedua: dibuang ke dalam sumur. Kebencian
membuat saudara–saudara Yusuf nekat
mencelakakan adiknya sendiri. Mereka pun sengaja membuang Yusuf ke dalam
sumur. Tujuan membuang ini adalah untuk
membunuh sang adik. Ketiga: terpisah dari keluarga: ketika Yusuf As. Dibuang ke
dalam sumur oleh saudaranya, Yusuf dipaksa berpisah dari keluarganya. Hal ini makin membuat Yusuf menderita karena
pada waktu dibuang ke dalam sumur,
Yusuf usianya baru 12 tahun. Keempat:
menjadi budak, setelah Yusuf selamat dari maut, Yusuf diselamatkan oleh kafilah
dari lobang sumur kemudian ia dijual sebagai seorang budak. Ia yang semula
merdeka dan anak nabi Yaqub dipksa menjadi hamba sahaya yang tidak mempunyai
kebebasan.
Kelima:
rayuan dan godaan. Ketika Yusuf beranjak dewasa, maka cobaan yang dihadapinya
menjadi semakin berat. Yaitu , cobaan menghadapi rayuan dan godaan dari lawan
jenis. Salah satunya adalah godaan yang dilakukan oleh istri majikannya sendiri
yang cantik dantinggal seatap dengannya, Zulaihah. Beratnya cobaan ini semakin
terasa karena Yusuf pada waktu itu berada di masa muda yang penuh gejolak. Keenam:
Fitnah. Cobaan keenam yang diterima Yusuf karena ia menolak mengikuti ajakan
penuh nafsu sang istri majikan. Maka ketika sang suami memergoki ulah istrinya,
dan Yusuf membeberkan kejadian yang sebenarnya, maka anak nabi Yaqub itu pun
terpaksa dipenjara dengan tuduhan telah melakukan penghinaan. Tentu saja,
tuduhan tersebut palsu demi menyelamatkan nama baik majikankannya.
Ketujuh: masuk penjara. Akibat fitnah majikan,
yusuf terpaksa menjadi penghuni penjara selama beberapa tahun. Meski ia tidak
mendapat perlakuan kejam di dalam penjara, tetapi hidup di dalam penjara tetap
saja berat. Terlepas dari itu, yang membuat cobaan ini lebih berat adalah ia
harus menerima tuduhanpalsu yang difitnahkan atas dirinya selama di penjara. Kedelapan:
nikmat dan kekuasaan. Setelah didera derita bertubi-tubi, Allah SWT. Kemudian
mengubah jalan hidup Yusuf kea rah lebih baik dari sebelumnya.
Bahkan Yusuf menjadi orang kaya dan mempunyai
kekuasaan. Ia mempunyai kesempatan dan memiliki semua yang ia inginkan. Meski
selintas sebagai nikmat, tetapi sesungguhnya ini adalah satu diantara bentuk
cobaan Allah SWT. Yusuf hendak diuji apakah ia mampu berpegang teguh pada
prinsipnya dan tetap mengingat Allah SWT di tengah gelimang kemakmuran dan kesenangan. Kesembilan:
memaafkan saudara-saudaranya. Sungguh memaaafkan jauh lebih berat daripada
meminta maaf. Yusuf memaafkan saudaranya yang
jahat dan ingin membunuhnya. Tentu hal ini suatu keadaan yang berat
kecuali orang yang mempunyai kahlak yang agung. Yusuf bukan sekedar memaafkan
saudara-saudaranya yang jahat, akan tetapi membalas kejahatan
saudara-saudaranya dengan kebaikan yang tidak terkira.
Kesepuluh: perubahan nasib yang lebih baik. yang
dihadapi nabi Yusuf sesungguhnya merupakan rangkaian cobaan yang berat. Cobaan demi cobaan silih berganti.
Perubahan yang cepat dan silih berganti, dari kasih sayang orang tua menuju
kesepian diri, dari kesengsaraan
kesenangan, dari kemiskinan menuju ke harta yang berlimpah dan kekuasaan
yang tinggi. Kenapa Allah memberi cobaan bertubi-tubi kepada hamba-Nya? Rasul
SAW pernah bersabda “sesungguhnya Allah mengujimu dengan berbagai cobaan
dan ujian, sebagaimana engkau menguji emasmu dengan panasnya api. Maka di
antara kamu ada yang muncul sebagai emas murni, dialah orang yang mendapat
pertolongan Allah karena mampu menghindari dosa-dosa. Adapula yang keluar
berupa emas, tetapi bukan emas murni, dialah orang yang ragu-ragu dan tidak
pernah tegas terhadap dosa. Sedangkan yang lain keluar sebagai logam berwarna
hitam. Orang yang seperti ini adalah orang yang senantiasa gagal dan tercebur
ke dalam cobaan yang dihadapinya.”(HR. al-Hakim)
Nabi Yusuf diuji untuk diketahui tingkat
kualitas imanya kepada Allah. Dan akhirnya terbukti bahwa Yusuf mempunyai kualitas
iman yang hebat. Dari berbagai cobaan
yang silih berganti yang dialami oleh nabi Yusuf memberi pelajaran yang
berharga bahwa ujian dan cobaan Allah SWT tidak hanya berupa kesengsaraan,
tetapi juga cobaan kesempatan, kesedihan, kegembiraan, kehinaan dan kekuasaan.
Nilai-nilai pendidikan yang dapat dipahami dari
kisah nabi Yusuf adalah, pertama, nabi Yusuf sabar dalam menghadapi maksiat.
Dengan kesabarannya, nabi Yusuf berhasil membuat istri majikannya (Zulaihah)
dan petempuan perayu lainnya berhenti merayu. Kedua, Yusuf sabar dalam
menghadapi derita dan cobaanYusuf menerima semua cobaan yang diberikan Allah
SWT tanpa mengeluh. Ia juga tidak membalas pada oprang-orang yang telah berbuat
jahat kepadanya, sebaliknya Yusuf, malah memaafkan mereka. Ketiga, sabar dalam
ketaatan, ketika Yusuf telah kaya, ia tetap menjaga ketaatannya kepada Alla
SWT. Yusuf tidak berpaling kepada Allah SWT.
Yusuf
mampu menghadapi berbagai cobaan, termasuk godaan ajak zina dari Zulaihah.
Yusuf sukses menjadi pribadi yang mampu melawan ajakan zina. Ketakwaan Yusuf
kepada Allah telah menjadi benteng yang kuat dalam menahan ajakan zina
Zulaihah. Berbagai godaan dan strategi
yang dilakukan Zulaihah dalam upaya
mengajak Yusuf untuk berzina gagal total. Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf
tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan
Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf
berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan
aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan
beruntung..(QS. Yusuf[12]:23)
Hal
ini, akibat ketegasan dan keteguhan Yusuf dalam memegang keimanannya kepada
Allah SWT. Jika Yusuf tidak mempunyai keimanan dan ketakwaan yang kuat,
mustahil ia mampu menolak ajakan Zulaihah, yang pada waktu itu, ada kesempatan,
dan di dalam rumah tidak ada orang lain, selain Yusuf dan Zulaihah. “Sesudah
masaku, tidak ada fitnah yang paling membahayakan bagi para laki-laki daripada
perempuan.”(Shahih Jami’). Meskipun posisi
Yusuf sangat memungkinkan untuk berbuat Zina, akan tetapi, Yusuf masih
mengingat kebaikan suami Zulaihah. Yusuf sengaja berkata,” sungguh tuanku telah
memperlakukan aku dengan baik,”. Tujuan Yusuf berkata seperti itu untuk
mengingatkan Zulaihah pada pesan suaminya.
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf,
dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak
melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang
terpilih.
Kebiasaan Nabi Yusuf yang perlu diambil pelajaran,
kebiasaan tersebut adalah kebiasaan selalu mengingat Allah SWT. dimanapun dan kapanpun. Hal inilah salah satu yang
menjadikan Yusuf mendapatkann pertolongan Allah SWT. Pada saat yang tepat. Agar
hati selalu ingat Allah SWT. Maka ada beberapa hal yang hendaknya
dilakukan, pertama, memperbanyak salat malam. Kedua, perbanyak berzikir. Ketiga,
memperbanyak amal kebaikan. Keempat, memperbanyak membaca dan mempelajari al-Quran.
Dalam
kisah nabi Yusuf dapat dipahami bahwa
ada pelajaran berharga, yaitu bagaimana menjaga kerukunan dalam keluarga,
bagaimana menjaga kerukunan , menjaga hubungan akrab antara anak dengan anak, antara anak dengan orang
tua. Inilah nilai-nilai pendidikan yang perlu dipahami dan diejawantahkan dalam
kehidupan keluarga. Sehingga akan terjadi kehidupan keluarga yang harmonis.
Pelajaran
dari kisah Yusuf adalah setiap kebusukan
yang disembunyikan akan terkuak. Sekecil apapun kejahatan akan diketahui, tinggal menunggu waktu. Sebagai
contoh dalam kisah nabi Yusuf. Pertama kebohongan saudara-saudara Yusuf kepada
ayahnya.kedua, tipu daya Zulaihah pada suaminya, yaitu berusaha menutupi
kesalahannya karena menggoda Yusuf. Akhirnya kebohongan Zulaihah terbongkar.
Ketiga, kebohongan al-Aziz yang berusaha menutupi perbuatan serong istrinya
dengan tujuan untuk meyelamatkan derajat, nama baik dan kedudukannya. Akan
tetapi semua yang disembunyikan tersebut terbongkar juga. dan wanita-wanita di
kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya
(kepadanya), Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam.
Sesungguhnya Kami memandangnya dalam kesesatan yang
nyata."(Q.S.Yusuf[12]:30) Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah
berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir".(Q.S.Yusuf[12]:87)
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa
nabi Ya’qub tidak pernah putus asa dalam upaya menemukan Yusuf. Sikap dan
semangat pantang menyerah merupakan akhlak terpuji. Sikap tak kenal putus asa
merupakan sikap yang menunjukkan kepribadian yang kuat dan tangguh. Dari
akhalak Ya’qub dapat menjadi pelajaran yang baik untuk generasi berikutnya.
Bahwa mempunyai sikap pantang putus asa akan memberikan kesempatan lebih luas untuk sukses dalam mewujudkan
tujuan hidup.
Meskipun Yusuf telah mendapatkan
kedudukan dan menjadi pejabat tinggi, tetapi tidak membuatnya sombong dan lupa diri.
Hal ini dapat dipahami dari sikapnya yang menyadari bahwa semua yang ia nikmati
adalah pemberian Allah SWT. Sikap
rendah dihadapan Allah SWT. Merupakan akhlak mulia yang menjadi pelajaran dan
pendidikan yang baik. Hal ini dapat dipahami dari firman Allah SWT. “Ya
Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan
dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (ya Tuhan) Pencipta
langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku
dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.”(Q.S.Yusuf[12]:101).
Kisah Yusuf banyak mengandung pelajaran dan pendidikan. Seperti sikap sabar,
sikap rendah hati, tidak putus asa, sikap mengutamakan kepentingan umum, suka
membantu orang lain, berbuat baik kepada orang tua, saudara. Sikap pantang
menyerah Yusuf merupakan teladan yang baik.
No comments:
Post a Comment