17 July 2020

Belajar Dari Kisah Nabi Yusuf



Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh dari dua belas putera-puteri Nabi Ya'qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dibandingkan dengan saudaranya yang lain, terutamanya setelah ditinggalkan ibu kandung Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun. Dalam surat Yusuf diinformasikan berbagai macam cobaan, derita yang dialami oleh Nabi Yusuf.

Pertama: kebencian saudaranya sendiri. Ini adalah cobaan pertama dalam hidup nabi Yusuf. Ia dibenci oleh saudaranya sendiri saat masih kanak-kanak. Kebencian  berawal dari rasa iri hati atau dengki para saudara Yusuf yang merasa bahwa ayah mereka lebih menyayangi sang adik. Kedua: dibuang ke dalam sumur. Kebencian  membuat saudara–saudara Yusuf nekat mencelakakan adiknya sendiri. Mereka pun sengaja membuang Yusuf ke dalam sumur.  Tujuan membuang ini adalah untuk membunuh sang adik. Ketiga: terpisah dari keluarga: ketika Yusuf As. Dibuang ke dalam sumur oleh saudaranya, Yusuf dipaksa berpisah dari keluarganya.  Hal ini makin membuat Yusuf menderita karena pada waktu  dibuang ke dalam sumur, Yusuf  usianya baru 12 tahun. Keempat: menjadi budak, setelah Yusuf selamat dari maut, Yusuf diselamatkan oleh kafilah dari lobang sumur kemudian ia dijual sebagai seorang budak. Ia yang semula merdeka dan anak nabi Yaqub dipksa menjadi hamba sahaya yang tidak mempunyai kebebasan.

 Kelima: rayuan dan godaan. Ketika Yusuf beranjak dewasa, maka cobaan yang dihadapinya menjadi semakin berat. Yaitu , cobaan menghadapi rayuan dan godaan dari lawan jenis. Salah satunya adalah godaan yang dilakukan oleh istri majikannya sendiri yang cantik dantinggal seatap dengannya, Zulaihah. Beratnya cobaan ini semakin terasa karena Yusuf pada waktu itu berada di masa muda yang penuh gejolak. Keenam: Fitnah. Cobaan keenam yang diterima Yusuf karena ia menolak mengikuti ajakan penuh nafsu sang istri majikan. Maka ketika sang suami memergoki ulah istrinya, dan Yusuf membeberkan kejadian yang sebenarnya, maka anak nabi Yaqub itu pun terpaksa dipenjara dengan tuduhan telah melakukan penghinaan. Tentu saja, tuduhan tersebut palsu demi menyelamatkan nama baik  majikankannya.

Ketujuh: masuk penjara. Akibat fitnah majikan, yusuf terpaksa menjadi penghuni penjara selama beberapa tahun. Meski ia tidak mendapat perlakuan kejam di dalam penjara, tetapi hidup di dalam penjara tetap saja berat. Terlepas dari itu, yang membuat cobaan ini lebih berat adalah ia harus menerima tuduhanpalsu yang difitnahkan atas dirinya selama di penjara. Kedelapan: nikmat dan kekuasaan. Setelah didera derita bertubi-tubi, Allah SWT. Kemudian mengubah jalan hidup Yusuf kea rah lebih baik dari sebelumnya.

Bahkan Yusuf menjadi orang kaya dan mempunyai kekuasaan. Ia mempunyai kesempatan dan memiliki semua yang ia inginkan. Meski selintas sebagai nikmat, tetapi sesungguhnya ini adalah satu diantara bentuk cobaan Allah SWT. Yusuf hendak diuji apakah ia mampu berpegang teguh pada prinsipnya dan tetap mengingat Allah SWT di tengah gelimang  kemakmuran dan kesenangan. Kesembilan: memaafkan saudara-saudaranya. Sungguh memaaafkan jauh lebih berat daripada meminta maaf. Yusuf memaafkan saudaranya yang  jahat dan ingin membunuhnya. Tentu hal ini suatu keadaan yang berat kecuali orang yang mempunyai kahlak yang agung. Yusuf bukan sekedar memaafkan saudara-saudaranya yang jahat, akan tetapi membalas kejahatan saudara-saudaranya dengan kebaikan yang tidak terkira.

Kesepuluh: perubahan nasib yang lebih baik. yang dihadapi nabi Yusuf sesungguhnya merupakan rangkaian cobaan yang  berat. Cobaan demi cobaan silih berganti. Perubahan yang cepat dan silih berganti, dari kasih sayang orang tua menuju kesepian diri, dari kesengsaraan  kesenangan, dari kemiskinan menuju ke harta yang berlimpah dan kekuasaan yang tinggi. Kenapa Allah memberi cobaan bertubi-tubi kepada hamba-Nya? Rasul SAW pernah bersabda sesungguhnya Allah mengujimu dengan berbagai cobaan dan ujian, sebagaimana engkau menguji emasmu dengan panasnya api. Maka di antara kamu ada yang muncul sebagai emas murni, dialah orang yang mendapat pertolongan Allah karena mampu menghindari dosa-dosa. Adapula yang keluar berupa emas, tetapi bukan emas murni, dialah orang yang ragu-ragu dan tidak pernah tegas terhadap dosa. Sedangkan yang lain keluar sebagai logam berwarna hitam. Orang yang seperti ini adalah orang yang senantiasa gagal dan tercebur ke dalam cobaan yang dihadapinya.”(HR. al-Hakim)

Nabi Yusuf diuji untuk diketahui tingkat kualitas imanya kepada Allah. Dan akhirnya terbukti bahwa Yusuf mempunyai kualitas iman yang hebat. Dari  berbagai cobaan yang silih berganti yang dialami oleh nabi Yusuf memberi pelajaran yang berharga bahwa ujian dan cobaan Allah SWT tidak hanya berupa kesengsaraan, tetapi juga cobaan kesempatan, kesedihan, kegembiraan, kehinaan dan kekuasaan.

Nilai-nilai pendidikan yang dapat dipahami dari kisah nabi Yusuf adalah, pertama, nabi Yusuf sabar dalam menghadapi maksiat. Dengan kesabarannya, nabi Yusuf berhasil membuat istri majikannya (Zulaihah) dan petempuan perayu lainnya berhenti merayu. Kedua, Yusuf sabar dalam menghadapi derita dan cobaanYusuf menerima semua cobaan yang diberikan Allah SWT tanpa mengeluh. Ia juga tidak membalas pada oprang-orang yang telah berbuat jahat kepadanya, sebaliknya Yusuf, malah memaafkan mereka. Ketiga, sabar dalam ketaatan, ketika Yusuf telah kaya, ia tetap menjaga ketaatannya kepada Alla SWT. Yusuf tidak berpaling kepada Allah SWT.

Yusuf mampu menghadapi berbagai cobaan, termasuk godaan ajak zina dari Zulaihah. Yusuf sukses menjadi pribadi yang mampu melawan ajakan zina. Ketakwaan Yusuf kepada Allah telah menjadi benteng yang kuat dalam menahan ajakan zina Zulaihah. Berbagai  godaan dan strategi yang dilakukan  Zulaihah dalam upaya mengajak Yusuf untuk berzina gagal total. Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung..(QS. Yusuf[12]:23)

 

Hal ini, akibat ketegasan dan keteguhan Yusuf dalam memegang keimanannya kepada Allah SWT. Jika Yusuf tidak mempunyai keimanan dan ketakwaan yang kuat, mustahil ia mampu menolak ajakan Zulaihah, yang pada waktu itu, ada kesempatan, dan di dalam rumah tidak ada orang lain, selain Yusuf dan Zulaihah. “Sesudah masaku, tidak ada fitnah yang paling membahayakan bagi para laki-laki daripada perempuan.”(Shahih Jami’). Meskipun posisi  Yusuf sangat memungkinkan untuk berbuat Zina, akan tetapi, Yusuf masih mengingat kebaikan suami Zulaihah. Yusuf sengaja berkata,” sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik,”. Tujuan Yusuf berkata seperti itu untuk mengingatkan Zulaihah   pada pesan suaminya. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

Kebiasaan Nabi Yusuf yang perlu diambil pelajaran, kebiasaan tersebut adalah kebiasaan selalu mengingat Allah SWT. dimanapun  dan kapanpun. Hal inilah salah satu yang menjadikan Yusuf mendapatkann pertolongan Allah SWT. Pada saat yang  tepat. Agar  hati selalu ingat Allah SWT. Maka ada beberapa hal yang hendaknya dilakukan, pertama, memperbanyak salat malam. Kedua, perbanyak berzikir. Ketiga, memperbanyak amal kebaikan. Keempat, memperbanyak membaca dan mempelajari  al-Quran.

Dalam  kisah nabi Yusuf dapat dipahami bahwa ada pelajaran berharga, yaitu bagaimana menjaga kerukunan dalam keluarga, bagaimana menjaga kerukunan , menjaga hubungan akrab antara  anak dengan anak, antara anak dengan orang tua. Inilah nilai-nilai pendidikan yang perlu dipahami dan diejawantahkan dalam kehidupan keluarga. Sehingga akan terjadi kehidupan keluarga yang harmonis.

Pelajaran dari kisah Yusuf  adalah setiap kebusukan yang disembunyikan akan terkuak. Sekecil apapun kejahatan akan  diketahui, tinggal menunggu waktu. Sebagai contoh dalam kisah nabi Yusuf. Pertama kebohongan saudara-saudara Yusuf kepada ayahnya.kedua, tipu daya Zulaihah pada suaminya, yaitu berusaha menutupi kesalahannya karena menggoda Yusuf. Akhirnya kebohongan Zulaihah terbongkar. Ketiga, kebohongan al-Aziz yang berusaha menutupi perbuatan serong istrinya dengan tujuan untuk meyelamatkan derajat, nama baik dan kedudukannya. Akan tetapi semua yang disembunyikan tersebut terbongkar juga. dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya Kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata."(Q.S.Yusuf[12]:30) Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(Q.S.Yusuf[12]:87)

 

         Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa nabi Ya’qub tidak pernah putus asa dalam upaya menemukan Yusuf. Sikap dan semangat pantang menyerah merupakan akhlak terpuji. Sikap tak kenal putus asa merupakan sikap yang menunjukkan kepribadian yang kuat dan tangguh. Dari akhalak Ya’qub dapat menjadi pelajaran yang baik untuk generasi berikutnya. Bahwa mempunyai sikap pantang putus asa akan memberikan kesempatan  lebih luas untuk sukses dalam mewujudkan tujuan hidup.

         Meskipun Yusuf telah mendapatkan kedudukan dan menjadi pejabat tinggi, tetapi tidak membuatnya sombong dan lupa diri. Hal ini dapat dipahami dari sikapnya yang menyadari bahwa semua yang ia nikmati adalah pemberian Allah SWT.  Sikap rendah dihadapan Allah SWT. Merupakan akhlak mulia yang menjadi pelajaran dan pendidikan yang baik. Hal ini dapat dipahami dari firman Allah SWT. “Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.”(Q.S.Yusuf[12]:101). Kisah Yusuf banyak mengandung pelajaran dan pendidikan. Seperti sikap sabar, sikap rendah hati, tidak putus asa, sikap mengutamakan kepentingan umum, suka membantu orang lain, berbuat baik kepada orang tua, saudara. Sikap pantang menyerah Yusuf merupakan teladan yang baik.

 

 


No comments: