08 May 2020

BEGINI SEHARUSNYA ORANG BERIMAN BERSIKAP TERHADAP DUNIA



وَلَا تَمُدَّنَّ عَيۡنَيۡكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعۡنَا بِهِۦٓ أَزۡوَٰجٗا مِّنۡهُمۡ زَهۡرَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا لِنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِۚ وَرِزۡقُ رَبِّكَ خَيۡرٞ وَأَبۡقَىٰ ١٣١

131. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal

Jika kita liaht dunia dengan segala isinya, dengan kekuasaan, harta benda, kepalsuan, tipu daya, perhiasaan, kesesatan, kwlwmbuatn dan kekasaran, kebahagiaan, padahal di dalamnya ada hal yang mematikan dan menghancurkan. Bagi yang menyentuh duni, maka ia akan binasa, lalai dan terlena dengan janji janji dunia. Jika halnya demikian, maka kita perlu memandang dunia  seperti titik pandang para ahli sufi

“bersikaplah seperti orang yang melihat orang yang sedang buang hajat, kemaluan terlihat, baunyamenyengat, maka dalam situasi seperti ini, engkau akan memalingkan muka atau pandanganmu dari aurtnya dan menutup hidungmu dari bau busuknya.

Beginilah seharusnya kiat bersikap terhadap dunia ini. Jika kita melihatnya, palingkanlah pandangan kita dari segala perhiasan dunia, tutuplah hidung kita dari aroma busuk syahwat dan kenikmatannya, nsicaya kita akan selamat dari dunia dan bahayanya. Di sisi lain, bagianmu di dunia akan menghampirimu. Dan akhirnya engkau akan bahagia.

Dunia ini diibaratkan dengan bangkai, bahkan  lebih hina daripada bangkai. Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma berkisah, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati pasar sementara orang-orang ada di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang kecil atau terputus telinganya (cacat). Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata:

أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ قَالُوا:وَاللهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

“Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga satu dirham?” Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Apakah kalian suka bangkai anak kambing ini menjadi milik kalian?” “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih hidup, tetaplah ada cacat, kecil/terputus telinganya. Apatah lagi ia telah menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka. Beliau pun bersabda setelahnya, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim no.7344)

Darai hadias tersebut dapat dipahami bahwa duni ini hina dan lebih rendah darai bangkai. Jika halnya demikian, harsukah kita terlena, terpedaya oleh kehidupan dunia. Dunia ahnay temapt persingahan, masih ada tempat perisnggahan yang lain yang harsu kita kunjugni, yaitu alam barzah, alam akherat. Maka bersikaplah di dunia ini seperti musafir.

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Al-Bukhari no. 6416)

No comments: