06 December 2008

Psikologi Tasauf dan Pengembangan Keberagamaan Manusia dalam Tinjauan Psikologi Agama Islam

By: Riwayat Attubani
Dari pembahasan sebelumnya dapat dipahami bahwa psikologi Tasauf akan mampu mempengaruhi keberagamaan seseorang. Pengaruh tersebut bersifat ruhani, bersifat abstrak, orang lain hanya mampu mengetahaui pengaruh tersebut dari sikap, dan sifat-sifat nya saja. Dalam arti psikologi tasauf memberi warna dalam kehidupan seseorang yang dibuktikan dengan peningkatan amal ibadah, dan akhlak. Bentuk lain dari keterbangunan keberagamaan seorang sufi dalam pandangan psikologi agama Islam adalah adanya peningkatan aspek ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah bersifat umum. Dari segai kperibadiannya, sikap dan suasana jiwanya akan lebih tenteram, damaidan jauh dari rasa sedih dan putus asa dalam keseharain dankehidupannya. Keadaan ini terbagun dari aktifitasnya dalam melakukan kesungguhan dalam mengikuti pentahaPan dari fase fase tasauf yang ia jalani dan lewati. Perilaku dan kegiatan sufistik yang ia lakukan denga sepenuh hati dan kesungguhan menghasilkan sikap pasrah dan tunduk kepada Allah. Kepasrahan dan ketundukan lahir dari ibadah yang ikhlas hanya karena Allah, diasmping itu kebiasaan zikir yang selalu mereka ucapkan setiap saat menjadi kunci pembangun keberagamaannya.
Di sisi lain, keberagamaan seorang sufi akan terbangun, karena kegiatan sufistik akan memberi keuntungan, dikatakan memberi keuntungan karena membawa manfaat, manfaat tersebt merupakan peranan ibadah yang mereka lakukan, hal ini juga dikuatkan oleh pendapat Yahya jaya bahwa perenan agama Islam, terutama dalam ibadah akan membawa manfaat dalam menyehatkan jiwa. Pertama, pandangannya makin luas dan menguatkan jiwanya. Kedua, akan menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri. Ketiga, menumbuhkan kesabaran dan ketahan mental. Keempat, menghilangkan perasaan kesepian. Kelima, menumbuhkan ketenangan dan ketentraman jiwa. Keenam, merupakan alat efektif dan efesien untuk mencegah timbulnya penyebab gangguan dan sakit jiwa( neurosa dan psikosa).
Yang pasti segala ibadah dan tahapan dari kegiatan sufsitik mampu membangun keberagamaan seseorang. Maka secara psikologi agama islam, kegiatan sufistik memberi peran penting dalam membangun keberagamaan seseorang. Pembangunan tersebut bersifat psikologis spiritual.Dari uraian sebelumnya dapat diambil pokok pikiran bahwa tasauf secara psikologis bertujuan untuk membentuk karakter, dan memupuk jiwa agar selalu bersih. Tasauf adalah kegiatan psikologis yang berbagai aktifitasnya berhubungan dengan pembangunan jiwa. Psikologi tasauf memberi peran penting dalam menubuhkembangkan keberagamaan seseorang. Psikologi tasauf memberi kontrubusi penting dalam meningkatkan keberagamaan seseorang. Hal ini dapat dicermati dari tahap-tahap dalam tasauf (takholli, tahalli dan tajali).

No comments: