BLOG RIWAYAT ATTUBANI(RIWATT) tentang Pendidikan, Tafsir, Artikel, Puisi, Motivasi, AlQuran dan Hadis

29 July 2008

Pendidikan Yang Tidak Melupakan Allah

Oleh:Riwayat Attubani

Seorang pendidik sejati akan menanamkan tauhid yang baik dan kokoh kepada anak didiknya. Apapun mata pelajaran yang mereka emban, sehingga tidak ada ceah bagi si anak untuk membangkang terhadap eprintah Tuhannya. Sikap dan perilaku peserta didik akan terkontrol degan sendirinya, tanpa perlu satpam, polisi dan hansip. Dengan pribadi yang matang dari segi keilmuan dan tauhid, maka akan secara otomatis memberi pengaruh yang positif bagi diri n lingkungannya.

yang pasti pendidikan dan penanaman akidah yang kuat harus menjadi prioritas utama. Apalah arti ilmu riman yang kuat. Maka dari itu perlu kiranya para pendidik berfikir kembali terhadap perlakuannya selama in yang hanya mencekoki siswanya hanya dengan materi keilmuan murni saja, tanpa ada nilai-nilai religius. Maka sudah sewajarnya mulai saat ini untuk menyadari kembali betapa penting pendidikan yang berbasis spiritual mulai digalakkan ke semua peserta didik.

Pendidikan merupakan contoh yang telah diberikan Allah kepada semua manusia di alam raya ini. Allah adalah pendidik pertama, pendidik yang Maham Adil dan Maha Tahu. Pendidik yang mengerti kebutuhan jasmani dan rohani peserta didik. Artinya adalah Pendidik sadar dan mengertibahkan memahami kebutuhan anak didiknya, apa yang baik untuk anak didiknya dan mana yang tidak baik terhadap kepribadian anak didik.

Maka dari itu sangat pentin bagi para guru untuk mulai menyadari bahwa pendidikan bukan hanya transfer ilmu pengetahuan, tetapi lebih dari itu mendidik merupakan upaya untuk menanamkan nilai- nilai kebaikan, nilai- nilai religius.

Mengingat pentingnya meramu materi pendidikan non agama, maka perlu semacam sosialisasi, sosialisasi dilakukan untuk mengenalkan pentingnya nilai- nilai ketuhanan dalam dunia pendidikan saat ini.Ada anggapan sebagain pendidik bahwa masalah religius merupakan tanggungjawab guru agama, anggapan ini masih ada mengakar ke dalam jiwa para pendidik. Sehinga tidak heran jika ada siswa pandai fisika, matematika tetapi mereka kosong dengan nilai- nilai religius.

Akibat salah pemahaman terhadap hakekat pendidikan anak , maka berakibat kepada buruknya perilaku peserta didik, peserta didik menjadi manusia cerdas secara otak tetapi kering dengan nilai-nilai ketuhanan, maka tidak heran jika mereka korupsi, kolusi dan hidup menyimpang dari aturan Allah. Keadaan ini diperparan oleh system yang mendukung untuk melakukan hal tersebut.

Tidak hanya itu saja, ketika pendidik mengesampingkan pentingnya penanaman akidah yang benar kepada, anak akan cenderung berfikir parsial dan sektoral, anak akan terpaku kepada hal-hal yang bersifat duniawi, sedangkan akherat bagi mereka hanya omong kosong dn hayalan belaka.tidak

Bagi mereka Tuhan itu hanya ada di alam yang lain, yang tidak mempunyai hubungan dengan manusia lagi, tuhan telah parker di tempatnya sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap perbuatan manusia. Lebih parahnya lagi peserta didik yang kering dengan nilai-nilai religius, nilai-nilai ketuhanan akan cenderung sekuler bahkan ateis.

Realitas seperti ini telah menjangkiti kalangan Islam sendiri, terutama para orang tua dan pendidik yang pernah belajar tanpa ada pondasi keimanan dan tauhid yang kuat, atau tidak pernah mengecap pendidikan yang meramu aspek keilmuan duniawi yang di bumbui atau diberi ruh-ruh semangat ketuhanan.

Akibat tidak pernah mendapatkan pendidikan tersebut akhirnya para orang tua menjadi manusia yang miskin pengetahuan religius dan spiritual, kepribadiannya tidak terbentuk secara sempurna dengan tauhid yang lengkap dan mumpuni untuk menghadapi kehidupan duniawi, dalam keadaan ini para orang tua akan kelabakan dan tidak tahu arah dalam mendidik anak-anak mereka sendiri.

Maka tidak heran jika dewasa ini banyak generasi muda yang memuja kehidupan glamour,hedonisme, lebih ironis lagi mereka lebih takut kepada manusia daripada takut kepada Allah. Di antara buktinya adalah keberanian mereka untuk berbuat maksiat di temapt-tempat kos, kamar-kamar hotel, mobil-mobil pribadi dan tempat-tempat rekreasi. Mereka beranggapan melakukan maksiat di temapt tersebut aman dari mata manusia, aman dari penglihatan manusia, tetapi mereka tidak pernah menyadari bahwa di samping itu ada Yang Maha Melihat, yaitu Allah Swt.

Berdasarkan hal tersebut perlu kiranya kita memulai pendidikan yang tidak melupakan Allah, pendidikan yang menyatukan antara konsep ilmu duniawi dengan nafas religius, pendidikan yang bernuansa spiritual. Dengan menerapkan pendidikan yang diwarnai oleh nilai- nilai spiritual ketuhanan akan dimungkinkan menghindarkan peserta didik dari sikap acuh terhadap Tuhannya sebagai pencipta alam raya ini.

Pendidikan yang tidak melupakan Allah akan membentuk peserta didik menjadi generasi yang tangguh, generasi yang tahu dan mau untuk mengubah diri dan masyarakatnya menuju keridhoaan Allah, pendidikan yang selalu menyertakan nilai- nilai ketuhanan akan lebih mungkin untuk melakukan perubahan-perubahan yang positif,perubahan yang lebih baik dan bermanfaaat bagi orang banyak.

Untuk itu sudah saatnya umat Islam meninggalkan pendidikan yang dibangun dengan konsep sekuler, pendidikan yang hanya mengedepankan kehidupan duniawi, pendidikan yang hanya mengejar kehidupan sementara ini. pendidikan sekuler hanya akan menjerumuskan anak didik ke dalam kubangan kehinaan di dunia dan akherat. Pendidikan sekuler dan terkesan ateis akan menjerumuskan anak didik kepada sikap hidup yang atheis dan sekuler, tidak peduli terhadap akhlak dan moral, yang penting bagi mereka adalah bagaimana mengembangkan keilmuan tanpa harus menimbang efek baik dan buruk berdasarkan timbangan agama dan nilai-nilai Ilahiyah.

Pendidikan yang selalu menyertakan Allah dalamsetiaplagkah dan proses pendidikan akan lebih utama dan lebih memberi bekas yang positif dan berdaya guna. Pendidikan yang tidak melupakan Tuhan akan membentuk pribadi yang soleh, pribadi yang tangguh dalam menghadapi tantangan jaman. Pendidikan yang memberi peluang untuk menyatunya keilmuan dengan nilai- nilai kebenaran yang diususng oleh wahyu akan lebih memberi peluang berhasilnya anak didik dalam kehidupan dunia dan akherat.

Pendidikan yang selalu terhubung dengan nilai-nilai ketuhanan akan cenderung memabwa peserta didik kepada kehidupan yang baik, kehidupan yang jauh dari murka Allah. Pendidikan yang selalu di nafasi dengan ruh-ruh ketuhanan akan memberi peluang bagi peserta didik untuk selalu bermohon kepada Allah, ia akan meminta pertolongan hanya kepada Allah. Ia tidak akan takut kepada manusia, ia berbuat baik bukan ingin dipuji, tetapi ia berbuat baik karena Allah semata.

No comments:

Featured Post

Azyumardi Azra Dibawa ke Rumah Sakit di Malaysia karena Sesak Napas "

  Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra dibawa ke Rumah Sakit Serdang, Selangor, tak lama setelah tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Mala...

Popular Posts

Followers

Back To Top