أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
(١)حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (٢)كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (٣)ثُمَّ كَلا سَوْفَ
تَعْلَمُونَ (٤)كَلا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (٥)لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ
(٦)ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (٧)ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ
النَّعِيمِ (٨)
1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
2. sampai kamu masuk ke dalam
kubur.
3. janganlah begitu, kelak kamu
akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4. dan janganlah begitu, kelak
kamu akan mengetahui.
5. janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6. niscaya kamu benar-benar akan
melihat neraka Jahiim,
7. dan Sesungguhnya kamu
benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin.
8. kemudian kamu pasti akan
ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia
itu).
Ayat pertama,
Dalam pandangan tafsir pendidikan, pendidik tidak boleh memperlihatkan perilaku
bermegah-megah. Pendidik tidak boleh hidup secara glamour, gemerlap dan
bergelimang kekayaan yang melebihi kepatuttan. Ketika pendidik telah hidup
bermegah-megah, berlebihan terhadap harta benad, maka ia akan cenderung lalai
dalam pembelajaran, lupa mendidik, kalaupun mendidik, ia akan menjadi pendidik
yang asal mengajar. Hal ini terjadi karena pendidik telah terjebak kepada
hedoniasme, kegemerlapan duniawi yang cenderung melalaikan. Untuk itu pendidik
yang baik adalah pendidik yang kaya , akan tetatpi tidak bermegah-megah,
bermewah-mewah yang berlebihan. Islam tidak melarang umatnya kaya, akan tetapi
ketika seseorang telah jatuh kepada bermegah-megah, maka hal inilah yang
dilarang, karena akan cenderung melalaikan, sebagaimana ayat 1 surat at-takasut
tersebut.
Pada ayat kedua, dapat dipahami bahwa sikap
bermegah-megah akan cenderung melalaikan. Pendidik yang terjebak kepada
kehidupan bermewah-mewah akan lalai smapi ia masuk liang kubur. Pendidik yang
tersu larut dalam kubangan kemegahan akan cenderung lupa diri hingga ia masuk
dalam kubur. Untuk pendidik yang baik, tentunya akan menghindari perilaku
mermegah-megahan. Pendidik yang bermegah-megah akan memberi efek yang tidak baik
kepada peserta didik. Peserta didik akan merasa tercederai akibat sikap
pendidik yang hidup bermegah-megashan, sedangkan didi lain ada anak didiknya
yang hidup miskin dan melarat. Tentunya hal ini akan makin membuat anak
didiknya yang msikin makin kecut
hatinya, apalagi sang pendidsik tidak mempunyai rasa kasihan, dan rasa social,
tentunya hal ini akan makin memposisikan pendidik ke dalam kerendahan akhlak.
Ayat ketiga
dan keempat, kelak para pendidik yang suka hidup bermegah-megah akan mengetahui
bahwa apa yang dilakukannya adalah salah dan mencederai dunia pendidikan. Ia akan
mengetahauin tatkala banyak anak didiknya yang kurang menaruh rasa hormat
kepadanya, adalah suatau kemalangan yang besar, tatakala seorang pendidik tidak
lagi dihormati oleh peserta didik. Tentunya hal ini akan member efek yang
kurang baik terhadapa pembelajaran dan proses mendidik yang mungkin masih ada
dal;am diri pendidik yang suka hidup berfoya-foya, meskipun kemungkinan
tersebut kecil. Namun yang pasti kelak pendidik akan tahu akibat kemegahan yang dipertotnotnkan di depan
peserta didiknya.
Ayat kelima,
pada dasarnya pendidik yang terlanjurbermegah-megahan akan menyadari dan
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, akan akibat perbuatannya, ia akan
emngetahui dengan pengetahuan yang yakin, bahwa akibat hidup bermegah-megah
akan berfek nyata dalam kehidupan diri dan sisiwanya. Tentunya pengethauan yang
yakin tersebut tidak akan berarti apap-apa tatkala pendidik tidak menyadari kesalahannya.
Ayat keenam,
ketika pendidik tidak sadar akan keteledoran dan kesalahannya, amak ia akan
berada dalam kesusahan, berada dalam neraka pendidikan yang akan menyulitkan
kehidupannya baik di dunia maupun diakherat.
Ayat ketujuh dan kedelapan, pendidik suatau
saat ayang mengetahui dengan matanya sendiri, dengan penglihatannya sendiri,
bahaw kelak ia akan merasakan betapa rugi dan menyesalnya orag-orang yang hidup
bermewah-mewah di dunia ini. Dan pada akhirnya pendidik yang tidak mempunya
rasa tanggungjawab terhadap apa kerja dan anak didiknya akan ditanyai, akan
merasakan akibat darai kelalainnya di dunia samapi ke akherat nanti. Untuk itu
pendidik yang baik hendaknya tidak hidup bermewah-mewah, hiduplah kaya, tetapi
tetap rendah hati dan taat kepada Allah dan rasul-Nya.
No comments:
Post a Comment