BLOG RIWAYAT ATTUBANI(RIWATT) tentang Pendidikan, Tafsir, Artikel, Puisi, Motivasi, AlQuran dan Hadis

17 April 2022

Berani Melawan Begal

 


Tidak semua orang baik, maka harsu hatihati dan cermat dalam melangkah, berbuat dan berteman. tidak semua orang baik, maka jadilah manusia yang selalu waspada,  sigap dan kuat menghadapi segala hal yang mungkin terjadi. jika kita siap sedia, setiap saat maka segalanya akan kita hadapi dengan penuh  kesadaran dan pertimbangan yang matang.

 membela diri, kehormatan,  dan harga diri, maka perlu kita sadari bahwa dalam hidup itu ada  hal yang perlu dipertahankan, ada yang harsu diamankan, didilndungi. sati diantaranya adalah membela diri ketika dalam bahaya, membela kohormatan keluarga, harta benda dari orang orang yang ingin menghinakan, menghilangkan, mencabut dan merebut dari kita. membela diri adalah kewajiban kita terhadap diri dan keluarga, harta yang kita miliki dan kehormatannya.

Dalam Alquran terdapat pelbagai ayat yang menganjurkan kewajiban membela diri dan kehormatan. Allah berfirman dalam Q,S Al-Hujarat ayat 9. Allah berfirman;

وَإِن طَآئِفَتَانِ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱقْتَتَلُوا۟ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَهُمَا ۖ فَإِنۢ بَغَتْ إِحْدَىٰهُمَا عَلَى ٱلْأُخْرَىٰ فَقَٰتِلُوا۟ ٱلَّتِى تَبْغِى حَتَّىٰ تَفِىٓءَ إِلَىٰٓ أَمْرِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن فَآءَتْ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَهُمَا بِٱلْعَدْلِ وَأَقْسِطُوٓا۟ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ

Artinya; Jika ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya, Namun kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.


Dan juga firman Allah dalam Q.S al Baqarah ayat 194;

فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَٱعْتَدُوا۟ عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا ٱعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ ۚ

fa mani’tadā ‘alaikum fa’tadụ ‘alaihi bimiṡli ma’tadā ‘alaikum

Artinya; Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.

Menurut Dr. Wahbah Zuhaili dalam kitab al Fiqhu Islami wa adillatuhu, jilid VI, bahwa membela diri dan menjaga kehormatannya dari kejahatan manusia dan binatang adalah wajib hukumnya. Ia melanjutkan, ulama dari mazhab Imam Abu Hanifah, ulama Malikiyyah dan ulama Syafi’iyyah pun mewajibkan seseorang untuk melakukan pembelaan diri.

Dr. Wahbah Zuhaili mengatakan;

إذا هوجم إنسان بقصد الاعتداء على نفسه، أو عضو من أعضائه، سواء أكان الهجوم من إنسان آخر أم من بهيمة، فيجب على المعتدى عليه أن يدافع عن نفسه في رأي أبي حنيفة والمالكية، والشافعية

Artinya; Apabila seseorang diserang dengan tujuan untuk dibunuh atau dicelakai salah satu anggota tubuhnya, baik apakah yang menyerangnya itu adalah manusia atau binatang, maka menurut Imam Abu Hanifah, ulama Malikiyyah dan ulama Syafi’iyyah.

Namun, mazhab Syafii memberikan penjelasan, hukum wajib membela diri di sini adalah jika yang menyerang adalah orang kafir atau binatang. Karena menyerah dan pasrah kepada orang kafir adalah sebuah bentuk kehinaan dalam agama, sedangkan binatang disembelih untuk mempertahankan hidup manusia.

Sementara itu, ulama Malikiyyah mengatakan sebelum melakukan pembelaan diri, sejatinya didahului dengan langkah persuasif, misalnya; memberi peringatan kepada pelaku tindak kejahatan. Bila memang tak memungkinkan, maka korban boleh memberikan perlawanan terhadap pelaku kejahatan.

Di sisi lain, para ulama dari mazhab Hanbali berpendapat bahwa hukum membela diri dan menyelematkan jiwa ketika ada yang menyerang adalah boleh, bukan wajib. Ulama dari Mazhab Hanbali menjadikan pelbagai hadis Nabi sebagai dalil hukum bolehnya membela diri dan kehormatan.

Dr. Wahbah Zuhaili dalam kitab al Fiqhu Islami wa Adillatuhu, jilid VI, halaman 256, beliau berkata;

دفع الصائل على النفس جائز لا واجب، سواء أكان الصائل صغيراً أم كبيراً أم مجنوناً

Artinya: hukum membela diri dan melawan untuk menyelamatkan jiwa ketika ada yang menyerangnya adalah boleh, bukan wajib. Baik apakah yang menyerang itu anak kecil, orang dewasa maupun orang gila

Dan ada pun hadis tersebut berbunyi;

لقول النبي صلّى الله عليه وسلم في حال الفتنة: «اجلس في بيتك، فإن خفت أن يَبهرك شعاع الشمس، فغطِّ وجهك» وفي لفظ «تكون فتن، فكن فيها عبد الله المقتول، ولا تكن القاتل

 

Artinya: Duduklah dirumahmu, dan apabila kamu takut melihat kilauan pedang, maka tutuplah wajahmu. Dalam sebuah lafadz hadis disebutkan; akan terjadi banyak fitnah, dan jika itu terjadi, maka jadilah kamu hamba yang dibunuh, jangan menjadi hamba yang membunuh.

Para ulama fiqih sepakat bahwa korban atau orang yang melakukan perlawanan dan membela diri yang terpaksa membunuh pelaku penyerangan, maka ia  bebas dari tuntutan hukum. Pelaku tindak kejahatan akibat terpaksa, tidak terkena tuntutan hukuman baik dari aspek perdata maupun pidana—ia terbebas dari membayar diyat,  dan bebas dari  hukuman qishash.

Namun, menurut Dr. Wahbah Zuhaili, sebagian kalangan dari Mazhab Imam Hanafiyyah membuat pengecualian hukum. Korban yang membela diri itu dikenakan hukuman perdata (wajib bayar denda), apabila yang menyerangnya itu anak kecil, orang gila, atau binatang. Lantas si korban membela diri, maka orang gila, anak kecil, dan binatang tersebut mati, maka si pembunuh dikenakan denda (diyat).

Wahbah Zuhaili berkata;

لا قصاص عليه، وإنما يدفع الدية عن الصبي والمجنون، ويضمن قيمة الدابة

Artinya;Orang yang membunuh tersebut, tidak terkena tuntutan hukum qishahsh, akan tetapi ia diwajibkan membayar diyat. Apabila yang penyerangan yang dibunuhnya adalah anak kecil atau orang gila,  namun jika binatang, maka ia membayar denda ganti rugi senilai binatang yang dibunuhnya itu.

Demikian penjelasan kewajiban membela diri dan menjaga kehormatan dalam Islam ( lihat  dibincangsyariah.com)

No comments:

Featured Post

Azyumardi Azra Dibawa ke Rumah Sakit di Malaysia karena Sesak Napas "

  Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra dibawa ke Rumah Sakit Serdang, Selangor, tak lama setelah tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Mala...

Popular Posts

Followers

Back To Top